Diksi
Ø Penggunaan kata dalam berbagai
kesempatan harus memperhitungkan ketepatan dan kesesuaiannya.
Ø Tepat à makna , logika, maksud
Ø Sesuai à konteks social
Diksi sangat di perlukan karena hal-hal berikut :
Ø Pilihan kata yang tidak tepat dapat
meyebabkan ketidak efektifan bahasa dan mengganggu kejelasan informasi yang
disampaikan
Ø Kalimat – kaliamat berikut, memiliki
makna yang sama namun digunakan pada situasi yang berbeda:
o
Diam
!
o
Tutup
mulutmu !
o
Saya
berharap anda tenang.
o
Jangan
berisik!
o
Dapatkah
anda tenang sebentar?
Ø Fungsi Diksi:
o
Melambangkan
gagasan yang diekspresikan secara verbal.
o
Membentuk
gaya ekspresi yang tepat sehingga dapat diterima dengan tepat oleh pembaca.
§ Komunikasi berjalan baik
§ Suasana tepat
§ Mencegah perbedaan tafsiran
Syarat ketepatan pemilihan kata
Syarat ketepatan pemilihan kata :
Ø Makna denotatife & konotatif
Ø Kata umum & khusus
Ø Kata konkret dan abstrak
Ø Pemakaian kata penghubung berpasangan
Makna denotatife & konotatif
Ø Makna denotatif
Kata yang rujukannya tunggal atau makna kata yang sebenarnya,
makna yang tidak memberikan peluang pada pembaca untuk memberikan makna
tembahan. Contoh :
Wajah cantik à menunjukkan paras / rupa
Adik menggambar segitiga à menunjukkan bentuk segitiga
Ø Makna konotatif
Makna yang mengandung asosiasi – asosiasi tambahan, makna yang tidak
sebenarnya. Contoh : Gol yang cantik
Jadi dapat disimpulkan makna konotatif adalah kata kiasan.
Kata umum & khusus
Ø Kata umum / subordinat : acuannya
lebih luas
Contoh : ikan à bermacam – macam jenis ikan
Ø Kata khusus / hiponim : acuannya
lebih khusus
Contoh : lele, tuna à nama jenis ikan
Kata konkret & abstrak
Ø Kata konkret : kata yang mudah
siserap panca indra
Contoh : meja, rumah, air, cantik, hangat, wangi, suara
Ø Kata abstrak : tidak mudah diserap
pencaindra
Contoh : keinginan, angan – angan, perdamaian, kebahagiaan
Kata penghubung berpasangan
Ø Antara….dan…..
Ø Tidak…..,tetapi….
Ø Baik…….maupun….
Ø Bukan….,melainkan….
Tata ejaan
Ejaan tidak
sama dengan mengeja.
Ø Ejaan
Seperangkat aturan / kaidah pelambangan bunyi bahasa, pemisah,
penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa.
Ø Mengeja
Kegiatan melafalkan huruf, suku kata, atau kata.
Ejaan = rambu – rambu yang harus dipatuhi
Mengeja = pelafalan sesuai rambu yang harus dipatuhi
Ejaan dalam Bahasa Indonesia,
mengalami beberapa perkembangan / perbaikan menurut sejarah. Yang diakhiri
dengan bahasa EYD (Ejaan Yang Disempurnakan), bahasa yang kita kenal dan baku
sekarang ini.
1. Ejaan Van Ophuijsen
2. Ejaan Republik (Ejaan Suwandi)
3. Ejaan Yang Disempurnakan
Ø Ciri Ejaan Van Ophuijsen :
o
Penggunaan
huruf Dj
o
Penggunaan
huruf oe
o
Penggunaan
tanda diakritik : koma, ainn dan tanda trema
Ø Ciri Ejaan Republik ( Ejaan suwandi)
o
Penggantian
huruf oe menjadi u
o
Bunyi
sentak di tulis dengan huruf k
o
Kata
ulang boleh ditulis dengan angka 2
o
Tidak
dibedakan antara penulisan di sebagai
awalan dan di sebagai kata depan
Ø Ciri Ejaan Yang disempurnakan
o
Dj menjadi j
o
J menjadi y
o
Nj menjadi ny
o
Sj menjadi sy
o
Tj menjadi c
o
Ch menjadi kh
o
Kata
ulang tidak boleh ditulis dengan angka 2
o
Dibedakan
antara penulisan di sebagai awalan dan di sebagai
kata depan
Ruang Lingkup EYD
1. Pemakaian huruf
2. Penulisan huruf
3. Penulisan kata
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca (pungtuasi)
Pemakaian huruf
Membicarakan masalah yang mendasar
dari suatu bahasa :
Ø Abjad
Ø Vocal
Ø Konsonan
Ø Pemenggalan
Ø Nama diri
Kata Turunan
-
Kata
dasar berupa gabungan kata, awalan / akhiran ditulis serangkai dengan kata
dasar
Gabungan kata
1. Gabungan kata (kata majemuk), unsur –
unsurnya ditulis terpisah.
2. Gabungan kata yang mungkin
menimbulkan salah pengertian, ditulis dengan tanda hubung.